Setelah angin perubahan terus berhembus bak efek domino di negara-negara Afrika Utara dan Timur Tengah sejak penghujung tahun lalu hingga sekarang, harga minyak dunia terus merangkak naik. Kalau dilihat di www.wtrg.com harga minyak jenis Light Sweet di NYMEX (New York Mercantile Exchange) pada tanggal 8 April 2011 ditutup di level US$ 112,79 per barel, sedangkan minyak jenis ICE Brent ditutup di level US$ 126,65 per barel. OPEC Daily Basket pada tanggal 8 April 2011 berada di US$ 120,01 per barel. ICP (Indonesia Crude Oil Price) rata-rata untuk Maret 2011 berada di level US$ 113,07 per barel, naik dari US$ 103,31 di Februari 2011.
Membaiknya ekonomi global pasca krisis 2008, terjadinya gangguan stabilitas politik dan keamanan di Afrika Utara dan Timur Tengah dimana mayoritas negara-negara OPEC berada, serta minyak yang masih sangat mendominasi bauran energi, ditambah lagi dengan makin menipisnya cadangan minyak bumi di banyak negara non OPEC, maka diprediksi bahwa era harga minyak rendah akan berakhir. Harga minyak akan tetap fluktuatif, tetapi tidak lagi di level rendah. Sekarang saja sudah terpaut cukup jauh dari asumsi ICP dalam APBN 2011 yang dipatok US$ 80 per barel.
Membaiknya ekonomi global pasca krisis 2008, terjadinya gangguan stabilitas politik dan keamanan di Afrika Utara dan Timur Tengah dimana mayoritas negara-negara OPEC berada, serta minyak yang masih sangat mendominasi bauran energi, ditambah lagi dengan makin menipisnya cadangan minyak bumi di banyak negara non OPEC, maka diprediksi bahwa era harga minyak rendah akan berakhir. Harga minyak akan tetap fluktuatif, tetapi tidak lagi di level rendah. Sekarang saja sudah terpaut cukup jauh dari asumsi ICP dalam APBN 2011 yang dipatok US$ 80 per barel.
No comments:
Post a Comment