Friday, May 30, 2008

Indonesia keluar dari OPEC

Seperti yang dilansir oleh beberapa mas media hari Kamis 29 Mei 2008, resmilah sudah Indonesia keluar dari OPEC mulai tahun ini. Menurut keterangan dari Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro, Indonesia yang sekarang sudah jadi net-importer minyak berada dalam posisi yang tidak menguntungkan jika terus mempertahankan keanggotaannya di OPEC, walaupun OPEC sendiri tidak berkeberatan dengan kondisi Indonesia yang sudah jadi net-importer itu. Masih menurut Pak Menteri, sudah terjadi perbedaan kepentingan antara Indonesia dengan kedua belas negara anggota OPEC lain, dimana OPEC senantiasa menetapkan kuota produksi untuk mempertahankan harga minyak pada level yang memberikan keuntungan maksimum dari hasil penjualan minyak mentah (crude) bagi para anggotanya.

Menurut laporan bulanan OPEC edisi Mei 2008, total produksi crude OPEC pada bulan April 2008 mencapai 31,7 juta bph (barel per hari); atau 36,7% dari total produksi crude dunia yang mencapai 86,35 juta bph. Sementara produksi crude Indonesia (yaitu produksi minyak mentah tidak termasuk kondensat) hanya 876 ribu bph; atau hanya 2,8% dari total produksi crude OPEC.

Keluar dari OPEC tentu saja ada plus minusnya. Bagi OPEC, kalau dilihat dari sisi porsi produksi crude Indonesia yang sangat kecil itu mungkin tidak ada pengaruh apa-apa, walaupun dari sisi kepentingan geopolitik tetap ada rasa kehilangan seorang 'teman' . Sisi positif bagi Indonesia antara lain tidak lagi bayar iuran keanggotaan (yang besarnya 2 juta euro per tahun) dan tidak lagi terikat oleh batasan-batasan yang diberlakukan oleh OPEC. Sisi negatifnya, mengingat Indonesia sekarang mengimpor rata-rata sekitar 400 ribu bph crude dari Timur Tengah, mungkin saja nanti tidak ada lagi semacam solidaritas OPEC atau 'kesetiakawanan' yang menjamin ketersediaan pasokan crude untuk input di pengilangan Pertamina. Namun pada dasarnya asal punya uang, mencari dan membeli crude dari manapun sumbernya tidak masalah.

Bagaimanapun tentunya ini adalah sebuah proses keputusan yang panjang. Sudah diperhitungkan matang-matang oleh pemerintah lewat rapat-rapat kabinet. Semoga saja keputusan tersebut memang lebih menguntungkan bagi bangsa ini.

No comments: