Thursday, September 4, 2008

Negosiasi Kembali Harga LNG Tangguh

Oleh: Widjajono Partowidagdo

{Setelah mendapat kiriman artikel ini dari Prof. Widjajono Partowidagdo (biasa kami sapa dengan Mas Wid), Guru Besar Teknik Perminyakan ITB, saya pun meminta ijin Mas Wid untuk mempostingnya di blog ini. Artikel ini sebelumnya telah dimuat di Investor Daily sebagai reaksi/pendapat Mas Wid terhadap isu LNG Tangguh yang sedang memanas. Sehubungan dengan kenaikan harga minyak dan energi akhir-akhir ini, wacana yang mengemukapun bermacam-macam, mulai dari negosiasi ulang harga LNG sampai dengan yang paling ekstrim memutuskan kontrak dengan Cina lalu membayar penaltinya. Seperti yang biasa terjadi di negeri ini, banyak orang-orang mulai saling menyalahkan dan mencari-cari kambing hitam ketimbang menawarkan sebuah solusi yang elegan. Semoga artikel ini berguna untuk rekan-rekan peminat/pembelajar energi. Kepada Mas Wid saya ucapkan terima kasih atas kesediaannya berbagi ilmu, dan semoga ini dapat menjadi catatan amal di bulan suci ramadan ini.}

{Nomenklatur: LNG = Liquefied Natural Gas (gas alam yang dicairkan), SCF = Standard Cubic Feet, MMBTU = juta British Thermal Unit.}

Harga jual gas dapat ditentukan dari harga finansial dan harga net back. Harga finansial (Pf) dihitung dari produksi, biaya (investasi dan biaya operasi), government take (bagian yang diambil pemerintah) yang terdiri dari penerimaan negara bukan pajak (PNBP), dan pajak. Harga net back ditentukan berdasarkan harga energi primer lain. Biasanya harga gas dikaitkan dengan harga minyak (Po). Untuk lapangan Tangguh, 1 barel minyak setara dengan 5615 SCF gas atau setara dengan 5,8 MMBTU kalori.

Harga gas yang merupakan fungsi dari kedua harga di atas, secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:

P = x Pf + (1-x) Po .............. (1)

dengan:
P = Harga negosiasi, $/MMBTU
Pf = Harga finansial, $/MMBTU
Po = Harga setara minyak, $/MMBTU
x = besaran antara 0 dan 1

Pada waktu pasar dikuasai oleh pembeli (buyer’s market) atau menjual LNG tidak mudah, misalnya penjual LNG jauh lebih banyak dari pembeli dan biasanya pada harga minyak rendah, maka harga x cenderung untuk mendekati angka 1 artinya harga gas mendekati harga finansial (Pf).

Pada waktu pasar dikuasai oleh penjual (seller’s market) atau menjual LNG mudah dan biasanya pada harga minyak tinggi, misalnya terjadi di pertengahan tahun 1970-an dan pada harga minyak saat ini, maka x cenderung untuk mendekati harga 0, artinya harga gas setara dengan harga minyak (Po).

Pada waktu pemasaran gas Tangguh di tahun 2000 sampai 2002 tidak mudah memasarkan LNG. Contohnya Tangguh kalah dalam tender LNG internasional untuk memasok Guangdong di Cina maupun Tatan di Taiwan. Hal tersebut menunjukkan jual-beli LNG sangat ditentukan oleh pembeli (buyer’s market). Sejak tahun 1970 sampai tahun 2000 tidak pernah ada tender untuk memasok LNG yang diselenggarakan oleh pembeli LNG. Penjual yang selalu menentukan harga.

Keadaan sekarang, karena tingginya harga minyak, menjadikan lebih mudah menjual LNG dan energi primer selain minyak. Situasi pasar LNG sudah berubah dari buyer’s market kembali menjadi seller’s market.

Harga LNG Tangguh ke Fujian adalah:

P = 0,0525 JCC + 1,34 ....... (2)
berarti:
P = 0,0525 x 5,8 Po + (1 – 0,0525 x 5,8) Pf ... (3)
atau
P = 0,3045 Po + 0,6955 Pf ...... (4)

Catatan: JCC = Japanese Crude Cocktail

Dari persamaan (4) dan (5) dapat ditentukan harga Pf (harga finansial Tangguh) adalah:
0,6955 Pf = 1,34 ...... (5)
sehingga
Pf = 1,34 / 0,6955 ...... (6)
Pf = $ 1,92667/MMBTU ..... (7)

Disamping formulasi harga tersebut diatas, persyaratan tender internasional pengadaan LNG di terminal Guangdong juga memberikan syarat batas sebagai berikut:

1. Apabila harga JCC melebihi $ 25/barel maka yang berlaku adalah JCC = $25/barel.
2. Apabila harga JCC dibawah $ 15/barel maka yang berlaku adalah JCC = $15/barel.

Harga minyak dunia di tahun 2002 rata-rata adalah $21,12/barel dan harga median pada saat itu adalah $15,89/barel.

Artinya pada harga minyak maksimum atau saat harga minyak sama maupun di atas $25/barel harga LNG Tangguh adalah:

P = 0,3045 x 25/5,8 + 0,6955 x 1,9267 = $ 2,6525 /MMBTU ......(8)

Harga minyak pada tahun 2006 mencapai maksimum sebesar $60/barel. Indonesia mengajukan permintaan untuk meninjau kembali syarat batas atas dalam formulasi harga LNG Tangguh. Pihak Cina menyetujui menaikkan batas atas menjadi $38/barel ditambah meninjau kembali harga setiap 4 tahun setelah pengiriman kargo LNG pertama ke Fujian. Harga LNG Tangguh maksimum menjadi:

P = 0,3045 x 38/5,8 + 0,6955 x 1,9267 = $ 3,335 /MMBTU ..... (9)

Kesediaan merevisi tersebut menunjukkan itikad baik dari pihak Cina yang harus dihargai.

Apabila kita mengajukan negosiasi harga LNG Tangguh kembali, menurut penulis, cara yang bijaksana adalah dengan meminta Cina menyetujui menaikkan batas atas misal menjadi $80/barel mengingat harga minyak sekarang diatas $120/barel, sehingga harga LNG Tangguh menjadi:

P = 0,3045 x 80/5,8 + 0,6955 x 1,9267 = $ 5,54 /MMBTU ..... (10)

Alasan meminta keringanan tersebut adalah karena Indonesia dan Cina adalah hopeng (sahabat). Ada pepatah “a friend in need is a friend indeed”. Teman waktu dibutuhkan (susah) adalah teman sejati (sahabat). Di lagu the Glory of Love terdapat kata-kata: You have to take a little and give a little… Kehebatan cinta adalah: Anda harus memberi sedikit dan mengambil sedikit….

Pendapat yang menganjurkan kita membatalkan kontrak dengan membayar denda, menurut hemat penulis, adalah tidak bijaksana karena hal tersebut tentunya akan menyebabkan kita mendapat masalah dari tuntutan para konsumen yang menggunakan LNG tersebut dan merusak hubungan baik Indonesia dengan Cina serta menurunkan kredibilitas kita sebagai produsen LNG kelas dunia.

Sebagai orang yang percaya akan kekuatan energi positif, penulis menganjurkan agar kita berusaha untuk tidak saling menyalahkan (bisa menahan diri), melainkan berusaha memperbaiki keadaan. Cobaan untuk orang yang berpikir akan membuat dia makin baik (lulus ujian) tetapi untuk yang kurang mau berpikir akan menyalahkan semua pihak dan marah (analoginya adalah siswa yang tidak lulus ujian).

Dengan makin banyaknya energi positif di Indonesia maka Insya Allah kita mendapat rahmatNya sehingga menjadi lebih baik. Selamat Berpuasa.

2 comments:

Trist Suicido said...

mas, dalam tulisan mas ada beberapa rumusan yang kurang saya mengerti.
dalam merumuskan harga jual suatu LNG per MMBTU apakah berdasarkan jumlah kandungan LNG didalamnnya?

ga said...

MMBTU = juta BTU. BTU = british thermal unit; yaitu satuan energi panas (kalor), identik dengan joule kalau dalam SI units.

Jadi harga jual LNG biasanya berdasarkan kandungan kalornya, yaitu $ per MMBTU. 1 kaki kubik gas mengandung kalor setara dengan 1.03 MMBTU. 1 BTU = 1055 joule.

Semoga cukup menjelaskan.